
menenteng laptop ke mana-mana sudah menjadi kebiasaan umum dari kebanyakan kita. Apalagi ketika berlibur, ini bisa menjadi satu hal yang wajib mungkin. Dengan menenteng laptop kita berharap bisa melakukan sedikit banyak dengan pekerjaan kita. Seperti dengan melakukan check email secara terus menerus atau hanya sekedar memajang foto liburan kita di situs jejaring sosial. Tentu saja ini akan sangat menyenangkan karena saat ini memang banyak tempat wisata dan hotel yang menawarkan akses WIFI ke internet. Dan mungkin inilah juga yang menjadi pertimbangan kita dalam memilih tempat menginap.
Tetapi sadarkah anda bahwa berkoneksi dengan WIFI untuk login ke internet juga bisa menimbulkan masalah?. Memang hotel sering memasang tariff yang tinggi untuk memberikan akses ke internet kepada para tamu dan mungkin dengan pembayaran menggunakan kartu kredit. Kemudian anda berselancar di dunia maya dan menemukan banyak barang disana yang menggiurkan anda untuk membelinya, dan lagi-lagi meminta anda untuk melakukan pembayaran dengan kartu kredit.
Telah kita ketahui secara umum bahwsanya pembayaran dengan cara digital ini mempunyai potensi bahaya yang cukup besar. namun kebanyakan kita mungkin menganggap bahaya ini sangat kecil atau bahkan nol, sehingga kita masih saja melakukanya di banyak kesempatan.
Bisnis yang beresiko
seorang “penyerang” mungkin saja telah membuat halaman login palsu (fake login) atau membuat halaman login duplikat dari halaman login hotel. ini dilakukan untuk mendapatkan data pribadi anda atau data keuangan anda untuk tujuan jahatnya. Membuat halaman palsu ini tidak perlu seorang peretas (hacker) karena access-point mudah dibuat hanya dengan menggunakan firmware dan sebuah laptop ber WIFI.
Ini dapat berupa sebuah program khusus yang dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan informasi anda dengan sangat tersembunyi. Access-point ini memiliki radius efektif sekitar ratusan meter. Bahkan produk pihak ketiga saat ini bisa mendapatkan sinyal terlemahnya dari jarak yang lebih jauh, dengan demikian jangkauan tindakan kriminal ini akan lebih luas lagi.
Bahkan tipe program sniffer bisa membaca data yang terenkripsi, contohnya seperti sebuah access-point yang di protek namun tetap saja dapat di akses dengan program ini. Bahkan enkripsi rock-solid pun mungkin mudah ditembus hanya dengan menambah sebuah angka pada program tersebut.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Jika bebereapa data kartu kredit anda telah dicuri, maka mungkin akibatnya beberapa transaksi yang tidak anda lakukan akan bertambah pada rekening anda. Tentu saja penyedia kartu kredit akan mencatat transakasi tersebut sebagai transaksi yang syah, kemudian bagaimana jika yang dilakukan adalah pembelian yang besar. Proses reimburse dapat memakan waktu yang lama dan tenaga yang tidak sedikit.
Dan hal buruk lainya yang bisa terjadi adalah jika data login, seperti password akun email seseorang telah didapat. Penjahat tersebut dapat menggunakan email dan data pribadi atau data keuangan yang terkandung didalamnya seperti data pendaftaran pada toko online, forum online atau jejaring sosial anda, dan semakin meluas operasinya. Kasus ini seperti sebuah riak dari kerikil yang dilempar di suatu kolam. Sebuah tindakan yang tampaknya kecil tetapi menjadi malapetaka yang besar.
Peringatan dini
Tampaknya kebanyakan dari kita mungkin tak berdaya menghadapi ini. Yang paling memungkinkan yang bisa kita lakukan adalah meningkatakan keamanan dari data kita yaitu dengan selektif dalam memilih jaringan yang kita pilih, situs yang kita kunjungi, dan data yang kita unggah ke internet. Kemudian bekali diri anda dengan pengetahuan seperti "Seberapa sering saya harus mengubah password?". Kebiasaan mengenali potensi bahaya dan ancaman akan membantu anda memilikii rasa lebih baik menghindari perangkap. Ketika Anda berpikir tentang yang terburuk yang bisa terjadi, bahkan dengan bantuan sedikit dari seseorang yang memang ahlinya bukanlah suatu harga yang mahal.
Penulis : anne envisonite